HI

Hi teman-teman terimaksih da masuk blog saya

Datang

Selamat datang di blognya orang pendiam

About Me

Thursday, July 24, 2008

Perdarahan pada Malam Pertama Tidak Bisa Dijadikan Indikator Keperawanan
Date: Thursday, June 21 @ 13:29:58 WIT
Topic: Berita

| 21-06-2007 |
Karena Bentuk Selaput Dara pada Wanita Tidak Sama

BANYAK anggapan di kalangan masyarakat bahwa seorang wanita yang sudah tak perawan dapat diketahui dari tanda-tanda fisiknya. Seperti pantat yang turun, payudara yang mengendur, atau cara berjalan yang lurus. Anggapan lain adalah pendarahan pada malam pertama merupakan salah satu ciri jika wanita tersebut masih perawan. Lantas bagaimana jika tidak terjadi pendarahan? Apakah sang gadis perlu dipertanyakan keperawanannya?

Menurut dr Teddy Rochantoro SpOG, perawan tidaknya seseorang tidak bisa terlihat pasti dari ciri-ciri fisik seseorang. Misalnya melihat dari bentuk tubuh seseorang. Apalagi, saat ini banyak fasilitas yang ditawarkan untuk pembentukan tubuh. Kalaupun ada perubahan, biasanya pada wanita yang sudah melahirkan. “Ini pun sudah sulit karena kecanggihan perawatan tubuh saat ini,” ujarnya.

Namun pada orang yang sudah melahirkan, biasanya sudah terjadi perubahan hormonal. Sehingga hal ini bisa langsung dibedakan. “Pada orang hamil dan sudah melahirkan bisa dilihat dari faktor hormonalnya,” terangnya.

Lalu bagaimana dengan soal berdarah atau tidaknya seseorang pada saat pertama kali melakukan hubungan suami istri? Menurut dr Teddy, keperawanan pada seorang wanita sering dilihat dari pecahnya selaput daranya. Selaput dara ini berada di dalam liang vagina sedalam 2-3 cm. Hanya saja, pecahnya selaput dara tidak bisa menjadi indikator keperawanan seorang wanita.

Karena, kata dr Teddy, pecahnya selaput darah bisa terjadi karena berbagai faktor. Pertama karena melakukan hubungan suami istri dalam hal ini terjadi penetrasi. Tapi juga bisa karena faktor lain seperti trauma benda tumpul. “Namun biasanya dengan pemeriksaan ini bisa diketahui, apakah pecahnya selaput dara seseorang karena hubungan suami istri atau faktor lain. Karena biasanya bentuk robeknya berbeda,” ujarnya.

Selaput dara sendiri disebut hinem. Umumnya wanita memiliki selaput dara. Meski ada beberapa kasus ditemukan ada wanita yang tidak memiliki selaput dara. “Jadi meski belum berhubungan, barangnya tetap tidak ada, jadi tidak mungkin ada yang robek,” paparnya.

Tidak hanya itu, bentuknya pada wanita pun berbeda-beda. Dalam dunia medis, bentuk selaput dara pada wanita ada delapan macam. Di antaranya ada yang berbentuk melingkar, ada setengah melingkar dan semi lunar dan lainnya. Begitu juga dengan tebal tipisnya tidak sama.

Melihat anatomi selaput dara ini, maka perdarahan pada saat pertama kali melakukan hubungan suami istri tidak bisa menjadi indikator perawan atau tidaknya seseorang. Memang di selaput dara ini ada pembuluh darah. Sehingga saat penetrasi pertama kali, robeknya selaput darah bisa menyebabkan perdarahan. “Namun, tidak semua wanita, tergantung bentuk, tebal dan tipis serta bentuk robeknya dari selaput dara tersebut,” ujarnya.

Makanya, jangan heran, jika ada wanita pada hubungan pertama tidak terjadi perdarahan tapi pada hubungan yang kedua dan ketiga bisa terjadi perdarahan. “Mungkin, robeknya pada hubungan pertama belum sempurna, yang ketiga baru robek sampai ke dalam,” ujarnya.

Makanya, ia mengharapkan agar perdarahan selaput dara tidak dijadikan indikator keperawanan. Karena jika ini dijadikan patokan suami, ketika istrinya tidak terjadi perdarahan pada malam pertama akan terjadi ketidakpercayaan dan kekecewaan. “Kasihan yang wanitanya, di sinilah perlunya kejujuran tersebut,” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan pria?

Menurut dr Teddy, pada pria lebih sulit untuk diketahui. Tidak ada selaput dara seperti pada wanita. Meski sudah berhubungan beberapa kali, tetap saja tidak akan terlihat. Namun demikian, secara psikis bisa ditebak. Namun, tetap saja di sini dibutuhkan kejujuran dari pribadi seseorang.(*)

Selama ini masyarakat berpendapat bahwa keperawanan seseorang akan hilang ketika terjadi suatu aktivitas seksual berupa hubungan seksual dimana akan menyababkan pecahnya selaput dara, padahal selaput dara seorang wanita kondisinya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada wanita yang memiliki selaput dara yang tipis sehingga apabila melakukan hubungan seksual akan lebih mudah pecah tetapi ada pula wanita yang memiliki selaput dara yang kuat sehingga akan tidak mudah pecah. Pecahnya selaput dara juga tidak harus melalui hubungan seksual saja, bisa juga melalui aktifitas olahraga, benturan, senam dan sebagainya.

Bentuk selaput dara yang dimiliki oleh satu wanita dengan wanita yang lainnya juga tidak sama. Jika ia memiliki selaput dara yang kaya akan pembuluh darah, otomatis jika selaput dara itu pecah akan terjadi pendarahan yang cukup banyak. Sebaliknya jika selaput dara tersebut tidak memiliki pembuluh darah otomatis ketika pecah juga tidak menimbulkan pendarahan. Jadi pendarahan pada saat hubungan seksual tidak bisa dijadikan tolak ukur menilai keperawanan seorang wanita, justru pendarahan bisa saja terjadi karena pengencangan atau ketegangan pada vagina yang sering disebut sebagai kelainan vaginimus pada saat hubungan seksual dan jika selama melakukan hubungan seksual tidak menimbulkan ketegangan pada vagina tetapi dapat menikmatinya bersama maka kemungkinan terjadi pendarahan sangat kecil bahkan tidak ada. So.. jangan heran jika ada wanita yang telah berulangkali melakukan hubungan seksual namun sama sekali tidak pernah mengalami pendarahan sama sekali.

Kemudian tanda-tanda fisik berupa perubahan bentuk payudara, pantat, dan cara berjalan lurus yang dianggap sebagai tanda wanita sudah tidak perawan juga tidak bisa dibuktikan secara ilmiah,oleh karena perubahan diatas bisa terjadi apabila seorang wanita telah mengalami kehamilan dan persalinan. Sehingga kalau hanya melalui hubungan seks saja ciri-ciri fisik tersebut tidak dapat dijadikan suatu tanda bahwa wanita tersebut sudah tidak perawan.

Pesan saya terhadap para remaja putri, selama bisa menjaga diri dari pergaulan seks bebas serta menjaga cara perpacaran yang sehat maka tidak perlu khawatir akan masalah keperawanan. Ingatlah bahwa wanita ibarat telur diujung tanduk. Keperawanan adalah harta yang paling berharga bagi seorang wanita jadi harus dijaga sampai ke pelaminan, karena selaput dara yang sudah pecah tidak mungkin dapat dikembalikan secara utuh seperti sediakala. Sekali pecah tetap pecah, kalaupun dapat diperbaiki melalui jalan operasi dengan selaput dara palsu dan pembuluh darah tiruan namun tetaplah tidak akan pernah seutuh seperti sedia kala dan yang lebih tahu tentang keperawanan seorang wanita adalah wanita yang bersangkutan itu sendiri. Sedangkan pemahaman masyarakat khususnya kaum pria yang dapat menilai keperawanan seorang wanita melalui ciri – ciri fisiknya adalah suatu asumsi semata. (dr. iwan)


Tes Virginitas Tidak Membuktikan 100 Persen

VIRGINITAS (keperawanan) merupakan kebanggaan seorang wanita. Begitu juga dengan pria, mereka akan bangga ketika bisa mendapatkan istri yang masih perawan. Meski pada pria, perjaka atau tidaknya tidak bisa diketahui. Lalu apakah tes virginitas bisa mengetahui pasti perawan atau tidaknya seseorang?

Menurut dr Teddy Rochantoro SpOG, tes virginitas bisa dilakukan untuk mengetahui perawan atau tidaknya seseorang. Namun hasilnya tidak bisa membuktikan keperawanan seseorang 100 persen. Karena dalam tes ini, biasanya hanya melihat selaput dara seseorang apakah utuh atau tidak. “Jika robek karena benda tumpul atau karena hubungan suami istri (penetrasi) biasanya bisa dibedakan,” ujarnya.

Namun sekali lagi, setiap orang memiliki bentuk selaput dara yang berbeda. Namun pada orang yang sudah pernah hamil atau melahirkan bisa diketahui melalui pemeriksaan. Karena biasanya hormonnya sudah mengalami perubahan. “Makanya, sekali lagi, tetap dibutuhkan kejujuran dari pribadinya,” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan operasi yang bisa membuat orang seperti perawan?

Menurut dr Teddy, bentuk asli anatomi tubuh sulit untuk dikembalikan normal 100 persen. Operasi hanya memperbaiki robekan selaput dara secara posterior maupun interior. Hal ini bertujuan untuk mengencangkan introitus vagina. “Jadi seperti menjahit baju robek lah, pasti tidak sempurna 100 persen, tetap ada bedanya,” ujarnya.

Makanya, ia berpesan agar remaja putri bisa menjaga diri dari pergaulan seks bebas serta menjaga cara perpacaran yang sehat. Keperawanan adalah harta yang paling berharga bagi seorang wanita, jadi harus dijaga sampai ke pelaminan. Karena selaput dara yang sudah pecah tidak mungkin dapat dikembalikan secara utuh seperti sediakala. Sekali pecah tetap pecah, kalaupun dapat diperbaiki melalui jalan operasi dengan selaput dara palsu dan pembuluh darah tiruan, namun tetaplah tidak akan pernah seutuh seperti sedia kala. ”Yang lebih tahu tentang keperawanan seorang wanita adalah wanita yang bersangkutan itu sendiri. Sedangkan pemahaman masyarakat khususnya kaum pria yang dapat menilai keperawanan seorang wanita melalui ciri–ciri fisiknya adalah suatu asumsi semata,” ujarnya.(nid)



This article comes from Jambi Independent Online
http://jambi-independent.co.id/home

The URL for this story is:
http://jambi-independent.co.id/home/modules.php?name=News&file=article&sid=3944

Ciri2 Fisik seorang Gadis yang masih PERAWAN apa tidak !

Ciri2 Fisik seorang Gadis yang masih PERAWAN apa tidak !

semoga Thread ini dapat berguna bagi Pria2 yg masih memegang teguh "Virginitas" diatas segala2nya dalam usahanya mencari pasangan hidup.

Menurut beberapa Pria2 yg berpengalaman katanya: ada banyak tanda2/ciri fisik seorang Gadis/wanita yg sudah tidak perawan tanpa harus melihat "kedalam" cukup dari Fisik luarnya saja:


1. Ini yg paling ampuh, Ujung mata didekat hidung legok kearah dalam.
2. Rambut tipis dipinggir pelipis & dekat telinga tidak tegak berdiri.
3. Lengan (dekat bahu) tidak tipis.
4. pinggir Paha belahan terlihat nyata alias tidak bulat lagi.
5. terlihat urat pada betis (bukan Varises)
6. kalo jari kelingking dipegang langsung keringat dingin & Salting(Salah Tingkah)
7. Bentuk pantat yg condong turun kebawah tidak nonggeng keatas lagi (kuda saja yg sudah pernah ditunggangi berubah posturnya sama yg belum)
8. Kalo berdekatan/bersentuhan tubuhnya gampang panas.
9. Puting Payudaranya tidak besar.
10. Bila tersentuh "kemaluan" akan merasa sangat sensitif sambil mengeluarkan sedikit teriakan2 kecil.

Thursday, July 17, 2008

trik amin bola ps2

Peluang bisnis ini memang sepintas kurang menjanjikan, tapi bisnis rental game ini tidak kalah dengan bisnis warnet atau bisnis semacamnya. Apa yang saya uraikan dalam posting saya ini adalah pengalaman pribadi saya dan sebagian pengalaman dari teman-teman yang bisa dibilang sukses pada bisnis sampingan ini.
Kalau Anda ingin mencoba-coba bisnis ini, berikut saya berikan beberapa tips :

Pertama-tama yang harus menjadi perhatian Anda adalah tempat usaha Anda nanti, cari tempat dimana banyak orang berkumpul atau tempat yang ramai seperti dekat dengan terminal atau pasar.

Jika rental Anda sudah berjalan, jangan pelit kasih layanan kepada orang-orang yang sewa ditempat Anda, umpanya: Save permainan gratis, bimbing cara memainkan game yang mereka mainkan, beritahu kalau sebenarnya ada cara untuk mengakali supaya permainan mudah untuk dimainkan, salah satunya dengan menyediakan cheat game atau ajari menggunakan codebreaker.

kalau Anda memulai usaha coba-coba Anda dengan, umpanya 3 pasang game, usahakan sediakan memory minimal 2 buah, Supaya Anda tidak kewalahan jika orang meminta untuk mensave permainannya.

Usahakan cari game-game baru yang bisa main multiplayer, dan bagi yang baru mulai buka rental, saya rekomendasikan game-game dibawah ini untuk Anda miliki:
  • Winning Eleven (game bola)
  • NFS Mostwanted (game balap mobil)
  • NFS Underground 2 (game balap mobil)
  • MX Unleased (game balap motor)
  • God of War 1 dan 2
  • God hand
  • Mortal combat shaolinmoks
  • Smackdown Pain
  • Downhill domination (game balap sepeda)
  • Burnout atau SRS (balapan mobil)
  • GTA
  • Bully
  • Gitar Hero
  • Freedom Fighter
  • Spongebob
  • Avatar
  • Def jam
  • dan permainan multiplayer lainnya.
Sebisa mungkin Anda belajar perbaiki Stik atau kontrol game, karena alat inilah yang paling sering rusak dibandingkan dengan alat-alat yang lain, Dilain kesempatan akan saya posting "Tips perbaiki stik".

Dalam sebulan, usahakan Anda membersihkan game playstation Anda, karena debu atau kotoran bisa mengganggu kestabilan game Anda. Dilain kesempatan akan saya posting "Tips membongkar dan membersihkan PS2".

Usahakan supaya Anda selalu memberikan pelayanan yang bagus kepada orang yang sewa ditempat Anda, Dan jika suatu hari Anda melihat sala satu dari pelanggan Anda ingin bermain curang, contohnya, Waktu main sudah habis tapi orang tersebut berusaha mengaktifkan kembali TV Anda, Kalau mendapat kasus semacam ini, jangan langsung memarahi pelanggan Anda tapi coba akali pelanggan Anda, sala satu contoh dengan tidak mengaktifkan tombol-tombol yang ada TV baik tombol power atau tombol lain, jadi TV cuma bisa On lewat remote controlnya saja.

Pelanggan Anda adalah layanan Iklan usaha Anda, Jika satu orang merasa puas bermain dirental Anda maka Anda nantinya mendapatkan minimal satu lagi tambahan pelanggan Anda dari informasi pelanggan Anda yang merasa puas bermain ditempat Anda.

Wednesday, July 16, 2008

Cara memperbaiki kabel stik Ps2

Stik atau controller merupakan salah satu hal yang terpenting dalam main game, tanpa adanya controller ini maka sebuah console game engga ada artinya. Untuk pemakaian pribadi, masalah pada stik game jarang terjadi, beda dengan stik yang digunakan dirental-rental game (Playstation 2), masalah yang paling sering terjadi adalah masalah pada stik/controller ini. Kerusakan atau tidak berfungsinya stik sebagaimana mestinya wajar terjadi dirental-rental game, ini dikarenakan karena seringnya dipake oleh banyak pengguna, baik anak" atau orang dewasa yang memiliki cara menggunakan stik yang beda".

Dari pengalaman saya sendiri dan teman", Kerusakan pada stik paling sering terjadi adalah kerusakan pada kabelnya (putus dalam), Kerusakan ini diakibatkan oleh banyak faktor, diantaranya:

* Penggunaan stik yang sembarangan.
* Menggulung kabel stik setelah habis dipake
* Kabel" dalam stik yang kualitasnya rendah (tidak tahan panas)

Biasanya untuk mendeteksi kerusakan stik pada kabelnya, biasanya di layar TV, Selalu muncul pesan untuk memasukkan controller di port game, sementara diport game sudah ada controllernya, tapi untuk memastikannya, anda harus membuka stik dan memeriksa sambungan masing" kabelnya, caranya :

Buka stik, terus gunakan AVO Meter dan set ke OHM (mengukur hambatan), tempelkan jarum tes AVO meter disalah satu kabel stik di PCB stik (papan jalur dalam stik game), kemudian jarum tes yang lainnnya ditempelkan kesetiap pin" colokan stik, jika kabel masih bagus, jarum AVO meter (analog) bergerak kekanan menunjukkan angka 0, sementara jika jarum tidak bergerak atau menunjukkan angka diatas 0, berarti kabel tersebut putus.

Jika semua kabel sudah diperiksa atau salah satu kabelnya sudah dipastikan putus, maka langka awal yang bisa anda gunakan adalah memotong kabel stik, kira" 10 cm dari PCB stik.











Tes kembali kabel" stik dengan AVO meter, dan jika sudah diukur, terus masih ada salah satu kabel yang putus, coba potong 10 cm lagi, Dan jika kabel sudah bagus semua, pasang kembali ke PCB sesuai warna kabel sebelumnya.

Supayah anda tidak bingung dalam sambungan kabel" stik, saya saranin gunakan trik cabut pasang, jangan cabut semua kabelnya di PCB stik baru dipasang kabel yang bagus.

Tapi gimana jika sudah dipotong-potong belum juga bagus kabelnya, sementara panjang kabel sudah pendek, Kalau sudah begini, engga ada jalan lain selain mengganti kabel stik dengan yang baru, ditoko-toko aksesoris game bisa anda temukan kabel stik yang sudah jadi tinggal anda pasang di PCB Stik, Tapi kalau sudah cari kesana kemari belum juga ketemu kabel yang anda mau,....... Cape deh......

Yuk kita bikin kabel stik kreasi kita sendiri, mau tau caranya ? ....

Ok, kita lanjutkan tipsnya. Kabel stik yang saya maksud disini bahan"nya mudah didapat, baik ditoko elektronic atau ditoko bahan bangunan.

Bahan yang anda perlukan adalah :

*Selang kecil (Diameter sekitar 4 mm)
*Kabel tunggal email sekitar 0,2 - 0,5 mm (Kabel email adalah kabel yang mempunyai lapisan khusus yang biasa dipake dalam gulungan dinamo atau travo).















Cara bikinnya :

Potong selang kira" 2 meter atau sesuai selerah anda,

Potong kabel email sekitar panjang selang + 4 cm (kabel email lebih panjang dari selang), sebanyak 8 potongan. Supayah kabelnya tidak kusut, saya akali dengan menancapkan 2 paku dipapan, dengan jarak antar paku sesuai panjang kabel email yang saya inginkan, kemudian kabel email saya ikatkan dipaku dan bentangkan kabel email mengelilingi antara kedua paku sebayak 4 kali putaran, hasilnya anda akan mendapatkan 8 kabel yang sama panjang.

Masukkan ke8 kabel email keselang, Anda bisa mengakalinya dengan terlebih dahulu memasukan kawat didalam selang,baru kemudian ikatkan kabel email diujung kawat sementara ujung kawat yang lain kita tarik keluar dari selang.

Buka colokan kabel stik yang rusak dengan cara mengiris dengan silet pinggiran dari colokan stik (biasanya sudah ada bekasnya). Lakukan dengan teliti dan harus hati".















Jika sudah terbuka, Anda akan mendapatkan 8 warna kabel beserta pin"nya, penahan pin, penahan kabel, seperti gambar dibawah ini.















1.Ke 8 kabel warna, dari posisi seperti gambar diatas : Hijau, Kosong, Biru, Kuning, Merah, Hitam, Abu", Orange, Coklat.
2.Penahan Pin.
3.Penahan kabel.

Alangka baiknya kalau anda mencatat urutan warna kabel stik. Cungkil keatas penahan pin dengan obeng -, seperti gambar dibawah ini.



























Setelah penahan pin terbuka seperti gambar diatas, keluarkan semua pin" (8 pin), dengan cara mencungkilnya kebelakan dengan jarum seperti gambar dibawah ini.





























Keluarkan ke 8 pin seperti gambar diatas, buka kabelnya dan ganti dengan kabel email, yang mana kabel email terlebih dahulu ujungnya kita korek" dulu dengan silet supayah emailnya/pembungkusnya hilang, atau lebih bagus jika kita solder dengan timah. Setelah semua pin (8 pin) kita sambung dengan kabel email (8 kabel), masukkan kembali kelubangnya, pasang rapat penahan pin seperti semula, dan yang penting juga adalah pasang penahan kabel diujung selang, tutup kembali dan rekatkan dengan menggunakan lem (saya gunakan lem alteco asli), jika sudah selesai, gambarnya seperti dibawah ini.















Kemudian diujung selang yang lain, pasang ke 8 kabel email ke tempatnya masing" di papan PCB stik. Disini anda harus teliti jangan sampai tertukar, Karena kabel email warnanya cuma satu, maka untuk memasangnya saya menggunakan trik cabut pasang seperti uraian diatas, terlebih dahulu tentukan 1 kabel warna apa yang anda cabut di PCB stik, kemudian cari sambungan kabelnya dengan cara menggunakan AVO meter, caranya, tempelkan ujung jarum tes ke pin colokan stik (urutan warna pin colokan stik dapat perpedoman dari urutan pin warna diatas atau dari urutan warna pin yang sudah anda catat tadi) sementara jarum tes yang satunya kita tempelkan di ujung kabel email, tes satu" sampai jarum AVO meter bergerak, jika sudah dapat sambungan kabel emailnya yang sesuai, solder ke PCB, lakukan langka" diatas sampai ke 8 kabel email terpasang di tempatnya masing" (PCB Stik), Jika sudah selesai dan sudah dipastikan semua kabel email disolder ditempatnya masing", pasang selang seperti gambar dibawah ini.




























Tutup kembali, pasang bautnya dan anda akan mendapatkan stik dengan kabel kreasi anda sendiri.














Selesai. Jika Anda mengerjakannya dengan teliti dan hati", Anda akan mendapatkan kabel kreasi sendiri yang tidak kalah dengan kabel bawaan stik, dan yang pasti lebih awet jika dibandingkan dengan kabel bawaan stik yang menggunakan kabel serabut.

DILARANG BUGIL DIDEPAN KAMERA



DILARANG BUGIL DIDEPAN KAMERA

tips main bola ps2

Webwinning_1 Main game sport dari KONAMI ini saya sangat suka sekali,boleh dibilang Maniak game Winning Eleven ,game ini enak dimainkan dan sangat mudah didapat di setiap toko kaset PS2 ,.

nah kalau gambar di samping adalah game Winning eleven Edisi terbaru Original, bukan Editan ala penjual dan pengganda kaset indonesia.

disetiap rentalan seantero Merak, Cilegon dan serang saya banyak sekali menemukan yang memang maniak dan hobi dengan game Winning Eleven ini,.tidak pandang Usia untuk yang hobi game ini.

Sepulang dari kerja saya sempat sempatin main game ini , bahkan sampai sampai saya bawa dan saya kantongin yang namanya Memory Card hanya untuk Update Optionnya saja.

Yang jadi cepat booming di game ini adalah karena sangat mudah di aplikasikan atau dimainkan , tidak serumit game Sepakbola FIFA dari EA..para pemainya sangat sangat mendekati karakter dari pemain aslinya,..

apabila memainkan game ini saya paling suka dengan Manchester United,.selain suka dengan actual Clubnya,.saya sendiri seperti sudah mengenal dan tau dari semua karakter pemainya.We10_captura

Playstation2_1 Di Game ini saya tidak merubah apapun untuk Formasinya, sesuai aslinya saja,sampai level tersulit saya selalu menggunakan karakter dan formasi aslinya,..karena di game ini sudah disetting oleh creatornya ( KONAMI ) sesuai dengan performance dan posisi masing masing pemain..

Untuk itu saya rela kalau sudah pegang joystick sampai berjam jam memainkanya,.bahkan saya pernah sampai tidak tahu kalau hari sudah pagi..kerja kesiangan ,..so pasti lah,. :) di kantor mata sendu ha.ha.ha.ha..

sekedar share saja trick trick apa aja yang ada di game Winning Eleven ini, yah,.sekalian bagi bagi ilmu aja dech.

tapi ini semua versi dai setiap yang saya mainkan lho….

  1. Setting manual pada saat Diminta merubah Formasi
  2. Ganti pemain yang sudah Panah Nunduk atau Putih
  3. Jadikan Kapten bila ada pemain yang Performance panah warna Biru supaya lebih agrasif dan responsible tinggi.
  4. jangan merubah formasi yang ada, atau biasanya para gamer merubah dan mengedit posisi dari masing2 pemain,sebenarnya itu tidak perlu karena sudah settingan dari KONAMI.
  5. Setting secara otomatis saja .
  6. Untuk menghadapi tim tangguh seperti Barcelona, ACMilan,Chelsea, R Madrid lakukan dengan tenang saat main ,dan lakukan zona pressure bila kehilangan bola, main dari kaki kekaki bila menguasai bola,
  7. khusus bek center. gunakan tombol X+ R1+ L2 untuk menghalau dan memprotect musuh , dengan tombol itu striker musuh pasti kewalahan dan putus asa yang akhirnya bola bisa direbut oleh bek,dan apabila musuh melakukan crossing tetap gunakan tombol L2, untuk Blocking dan good tackling.
  8. Gunakan R2 untuk Keep Handling bola pada saat Dribling. tapi jangan lupa Cursor juga digunakan untuk mengecoh serta menghindari dari rebutan bek atau musuh.
  9. mungkin semua gamer dan hobbies Winning eleven famillier menggunakan R1 untuk lari cepat.
  10. L2 ini banyak fungsinya, bisa digunakan untuk merebut bola, menghalau atau block bola, auto tackling, Ngadu body, dan pastinya Zona Pressure.11
  11. Pada saat sendiri sedang mendapat bola dan musuh didepan ,.coba berhenti berlari tekan terus tombol L2 dan gunakan Cursor Mundur 2 kali ,.secara Automatis anda akan melihat pemain anda menarik mundur bola dikakinya tersebut menghindar dan menjauhi musuh.
  12. untuk tombol tombol lainya gamer pasti sudah pada tau iya khan,..jadi tidak perlu ditulis disini,.

Sunday, June 22, 2008

HEDDA GABLER

Karya: Henrik Ibsen

1. “Hedda Gabler”

”Hedda Gabler” karya terakhir ini ditulis di Munich pada tahun 1890 merupakan Ibsen yang diterbitkan ketika ia tinggal di luar negeri. Tidak diketahui pasti kapan pertama kali Ibsen memiliki ide yang menghasilkan ”Hedda Gabler”. Pada musim panas 1889, Ibsen berada di Gossensass – yang merupakan tempat tinggal terakhirnya di desa kecil Alpine di Tyrol. Disinilah ia berkenalan dengan Emilie Bardach dari Vienna yang berusia 18 tahun. Hubungan ini berkembang dan Ibsen jatuh cinta pada Emilie diluar perbedaan usia yang sangat jauh. Setelah Emilie Bardach kembali ke Vienna dan Ibsen kembali ke Munich, mereka saling berkirim surat. Dalam salah satu suratnya tertanggal 7 Oktober 1889, Ibsen menulis:

“Suatu karya baru berada dalam benak saya. Saya akan menyelesaikannya pada musim dingin tahun ini dan akan mencoba membawa suasana gembira musim panas dalam cerita tersebut. Tapi cerita ini akan berakhir dengan kesedihan. Saya dapat merasakannya. Inilah saya.”

Tidak jelas apakah Ibsen merujuk pada ”Hedda Gabler” pada surat tersebut, atau pada cerita lain yang tidak pernah diselesaikan. Dalam surat lainnya ke Emilie Bardach, tertanggal 19 November 1889, ia menulis:

“Saat ini saya sangat sibuk menulis cerita baru. Hampir sepanjang hari saya duduk di meja saya dan hanya keluar sebentar pada malam hari. Saya bermimpi dan berpikir tentang kenangan yang saya miliki dan kemudian melanjutkan menulis.”

Namun, dalam surat ini juga tidak ada petunjuk jelas bahwa ”Hedda Gabler” sedang dalam proses penulisan.

Sejumlah besar bahan-bahan tentang ”Hedda Gabler” – catatan, sketsa rencana, rancangan – telah disimpan namun kebanyakan tanpa tanggal. Draf pertama berjudul “Hedda”. Babak pertama ditulis tanpa tanggal, tapi babak kedua mulai ditulis pada 13 Agustus 1890. Ibsen sempat mengabaikan rancangan tersebut dan pada 6 September mulai menulis kerangka baru untuk babak kedua. Rencana tulisan tersebut diberi tanggal sebagai berikut:

Babal II dimulai 6 September dan tanggal selesai 15 September, dan beliau menyelesaikan babak IV tanggal 7 oktober pada tanggal 22 Oktober menyelesaikan salinan bersih. Hari berikutnya, Ibsen mulai menulis salinan bersih babak kedua, dan pada 11 November untuk babak keempat. Menurut surat yang dikirim Ibsen ke August Larsen di Gyldendal di Copenhagen, salinan bersih cerita tersebut diselesaikan pada 16 November 1890.

Dalam proses mendekati diselesaikannya penulisan cerita, Ibsen mengganti judulnya dari "Hedda" menjadi "Hedda Gabler". Dalam surat tertanggal 4 Desember 1890 ke Moritz Prozor, yang menterjemahkan cerita tersebut ke dalam Bahasa Perancis, Ibsen menjelaskan mengapa ia memilih nama "Gabler" dan bukan "Tesman":

Pada 16 Desember ”Hedda Gabler” diterbitkan oleh Gyldendalske Boghandels Forlag (F. Hegel & Søn) di Copenhagen dan Christiania 1890, sebanyak 10.000 eksemplar.

Reaksi masyarakat setempat terhadap buku tersebut hampir seluruhnya negatif. Para kritikus sastra pada waktu itu tidak menemukan apa pun kecuali karakter seorang wanita yang penuh “teka-teki” dan “tidak dapat dipahami”. Tidak ada perhatian terhadap agama, atau simbolisme yang jelas. Para kritikus sastra saling berlomba menilai karakter utama. Dalam surat kabar Morgenbladet, Alfred Sinding-Larsen menulis:

“Secara keseluruhan, Hedda Gabber dapat dianggap sebagai makhluk ciptaan yang lain dari pada yang lain atau bisa disebut makhluk “sial”, ,kenapa Hedda Gabber disebut makhluk “sial” karena tidak adanya kesesuaian dengan dunia yang nyata.”

Pada 11 Desember 1890, penerbit Inggris, William Heinemann menerbitkan cerita tersebut di London – dalam bahasa asli – hanya sebanyak 12 eksemplar. Ia melakukan hal yang sama dengan karya-karya Ibsen berikutnya.

Alasannya adalah karena Heinemann mencium kepopularitasan Henrik Ibsen yang mulai ramao do perbimbancangkan orang-orang di England. Ibsen menuai sukses di England, kurang lebih hampir dua dekade setelah perkenalannya dengan kritikus literatur, Edmund Gosse. William Heinemann tertarik untuk memiliki hak cipta penerbitan ”Hedda Gabler” di England. Ia menawarkan uang sebesar £150 kepada Ibsen untuk memperoleh hak cipta dan penawaran tersebut diterima.

2. Pementasan Pertama

Pertama kali dipentaskan ”Hedda Gabler” pada 31 Januari 1891, Munich di Residenztheater. Penonton memberikan reaksi beragam, baik dengan tepuk tangan dan teriakan mencemooh. Walaupun yang bertepuk tangan lebih banyak, namun sepertinya lebih karena kehadiran Ibsen dibandingkan pertunjukkan itu sendiri.

Dalam waktu singkat, cerita ini dipentaskan di beberapa teater:

- Suomalainen Teaatteri (Teater Finlandia) di Helsinki (4 Februari)

- Svenska Teatern di Helsinki (6 Februari)

- Lessing-Theater di Berlin (10 Februari)

- Svenska Teatern di Stockholm (19 Februari)

- Teater Det Kongelige (Royal) di Copenhagen (25 Februari)

- Teater Christiania di Christiania (26 Februari)

- Kelompok teater August Lindberg di Gothenburg (30 Maret)

- Teater Vaudeville di London (20 April)

3. Para Tokoh:

· Jörgen Tesman

· Hedda Gabler, istri Tesman

· Juliane Tesman, bibi Tesman

· Elvsted

· Brack, Hakim

· Ejlert Lövborg

· Berte, Pembantu Tesman

4. Rkarakter dan ringakasan cerita dalam Hedda Gabler

Jörgen Tesman, pemilik Universitas Fellowship di bidang sejarah budaya
Hedda Tesman, istri
Juliane Tesman, bibi
Elvsted
Brack, hakim
Ejlert Lövborg
Berte, pembantu Tesmans

Sumber: The Oxford Ibsen, Volume VII, Oxford University Press 1966

Ringkasan cerita

Hedda Tesman adalah anak perempuan Jendral Gabler, yang meninggal tanpa meninggalkan warisan apa pun. Usianya mendekati 30 tahun, dan setelah beberapa tahun aktif dalam kehidupan sosial, Hedda akhirnya menikah dengan Jørgen Tesman, yang pernah mengenyam pendidikan sejarah seni. Jørgen dibesarkan oleh kedua orang bibinya, Julle dan Rina, dan saat ini berharap menjadi ketua di Universitas. Jørgen telah menghabiskan waktunya belajar dan bekerja tentang buku-buku, sementara Hedda, mengaku kepada temannya Judge Brack, bahwa ia merasa bosan saat bulan madu.

Walaupun rasa cinta Hedda terhadap suaminya mulai hilang, namun Hedda hamil, fakta yang berusaha disembunyikan dari lingkungan sekitarnya. Jørgen mendapat berita bahwa ia harus bersaing dengan Eilert Løvborg untuk mendapatkan posisi yang diinginkannya. Eilert Løvborg dahulu merupakan salah satu pengagum Hedda. Eilert dikenal sebagai gaya hidup bebasnya, berbakat tapi senang mabuk. Namun dalam beberapa tahun terakhir hidup sederhana, dan menulis dua tesis yang diilhami oleh dan bekerja sama dengan Thea Elvsted.

Pada awal pertunjukkan, Løvborg tiba di kota, dengan membawa salah satu naskahnya. Thea, yang jatuh cinta dengannya telah meninggalkan suaminya dan mengikuti Løvborg. Hanya dalam waktu kurang dari dua hari, Hedda menyebkan kejadian dramatis. Ia mengajak Løvborg ke “pesta khusus kaum pria” di Judge Brack, dimana Løvborg mabuk dan menghilangkan salah satu naskah buku barunya.

Naskah tersebut ditemukan Jørgen Tesman yang kemudian memberikannya kepada Hedda, tapi Hedda tidak memberitahukan hal ini kepada Løvborg. Hedda malah membakarnya dan memberikan salah satu koleksi pistol ayahnya kepada Løvborg dan menyuruh Løvborg untuk bunuh diri. Løvborg ternyata secara tidak sengaja tertembak di sebuah rumah pelacuran, dan Brack yang mengetahui asal pistol tersebut memeras Hedda agar menjadi simpanannya. Thea dan Tesman menjadi dekat ketika keduanya bekerja sama menyusun ulang naskah Løvborg berdasarkan catatan yang disimpan Thea. Ketika Hedda menyadari ia berada di bawah kekuasaan Brack dan tidak memiliki alasan untuk hidup, ia menembak dirinya dengan pistol kedua sang Jendral.

5. Kritik Interpretasi

Henrik Ibsen dibesarkan di keluarga kaya raya di sebuah rumah yang disebut Stockmanngarden. Ayahnya, Knud Ibsen, seorang pembisnis yang memiliki perusahaan pelayaran besar. Celakanya, pada Ibsen baru berusia 7 tahun, perusahaan ayahnya bangkrut dan kehidupan keluarga Ibsen berubah menjadi sangat miskin. Perubahan hidup dan lingkungan pergaulan—termasuk kemunafikan kawan-kawan keluarga yang menjauh setelah itu— menjadi inspirasi karya Ibsen.

Pengaruh Ibsen amat terasa pada sejumlah seniman lokal, termasuk Edvard Munch, pelukis kenamaan Norwegia. Bahkan, dalam banyak esai mengenai Freud dan teori psikoanalisis, Bapak Psikoanalisis itu disebut-sebut sengaja mempelajari bahasa Norwegia hanya agar dapat mempelajari cara berpikir Ibsen! Pengaruh Ibsen juga dapat dirasakan pada banyak karya George Bernard Shaw—yang sarat muatan satir dan kepahitan —dan James Joyce. Pada publikasi pertamanya yang dimuat pada 1 April 1900 di Fortnightly Review, Joyce mencuplik kalimat Ibsen: “Seorang perempuan tidak bisa menjadi dirinya sendiri di tengah masyarakat seperti saat ini. Masyarakat yang tumbuh secara eksklusif menjadi sangat maskulin, dengan hukum yang dipatri oleh pria dan sistem peradilan —yang sangat lembut—yang diatur lewat sudut pandang maskulin.”

Di lampumg halamnnya, Ibsen dikenal sebagai satu dari empat serangkai sastrawan bersama Alexander Kielland, Jonas Lie, dan Bjornstjerne Bjornson. Pertemanannya dengan Bjornson bahkan berlanjut dengan bantuan finansial di masa awal karir Ibsen. Anak mereka pun akhirnya berjodoh. Sayang, belakangan pertemanan mereka retak setelah Ibsen menyindir karakter besannya itu lewat sebuah naskah dramanya.

Sastrawan kelahiran kota pelabuhan Skien, Norwegia, 20 Maret 1828 ini semasa memproduksi tidak kurang dari 26 naskah drama. Sebagian besar adalah naskah kontemporer yang bertema kehidupan manusia. Sebelum drama kontemporer menyajikan tema sisi kelam kehidupan manusia.

Masalah yang diungkapkan Ibsen dalam dramanya masih relevan hingga saat ini,” kata Frode Helland, direktur Ibsen Center, Oslo.

Di antara puluhan karyanya itu, A Doll’s House, Peer Gynt, The Wild Duck dan Hedda Gabler termasuk yang paling terkenal.

Dalam Helda Gabler, Ibsen menggambarkan kekuasaan absolut yang mampu membeli fisik seseorang namun gagal membeli perasaan cinta. Sang tokoh, Helda Gabler menggambarkan derita batinnya karena paksaan cinta seorang hakim yang ingin memperistrinya dengan cara membela nasibnya.

“Dalam kekuasaanmu, semuanya sama! Semua tunduk pada kehendak dan keinginanmu. Tiada lagi kebebasan! Kau pikir kau bisa membeli cintaku hanya karena memiliki fisikku!”

Kisah Helda Gabler juga berakhir dengan bunuh diri. Ada tulisan yang menyebut cerita bunuh diri sebagai gambaran jiwa Ibsen yang kesepian dan didera depresi. Ia dikabarkan pernah mencoba bunuh diri berkali-kali.

6. Analisis Teks

Drama ini sebenarnya menceritakan seorang wanita dari golongan aristokrat bernama Hedda Gabbler yang juga mengalami ketakutan tersendiri jika dianggap sebagai perawan tua oleh masyarakatnya, karena ketakutannya akhirnya dia memutuskan menikah dengan dengan Tesman seorang lelaki yang cukup berumur dan bukan dari golongan aristokrat. Namun dengan pernikahan tersebut juga tidak menjadikan Hedda hidup bahagia karena mereka berdua berasal dari golongan berbeda sehingga sering memunculkan perbedaan yang akhirnya membuat Hedda tertekan dan mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.

Sekilas dari cerita Hedda Gabbler tersebut dapat ditarik sebuah gambaran bahwa adanya anggapan feodal masyarakat tersebut dapat menimbulkan tekanan-tekanan tersendiri terhadap wanita tersebut yang akhirnya dapat menimbulkan goncangan terhadap diri wanita tersebut. Seharusnya masyarakat memberikan dukungan moral terhadap wanita tersebut bukannya malahan menjudge hal tersebut sebagai aib dan menganggap wanita tersebut hina. Pada dasarnya tak ada seorangpun yang mau mengalami hal tersebut,oleh sebab itu marilah kita tinggalkan budaya feodal yang sungguh tidak manusiawi tersebut.

Dalam Helda Gabler, Ibsen menggambarkan kekuasaan absolut yang mampu membeli fisik seseorang namun gagal membeli perasaan cinta. Sang tokoh, Helda Gabler menggambarkan derita batinnya karena paksaan cinta seorang hakim yang ingin memperistrinya dengan cara membela nasibnya.

“Dalam kekuasaanmu, semuanya sama! Semua tunduk pada kehendak dan keinginanmu. Tiada lagi kebebasan! Kau pikir kau bisa membeli cintaku hanya karena memiliki fisikku!”

Kisah Helda Gabler juga berakhir dengan bunuh diri. Ada tulisan yang menyebut cerita bunuh diri sebagai gambaran jiwa Ibsen yang kesepian dan didera depresi. Ia dikabarkan pernah mencoba bunuh diri berkali-kali.

Ringkasan

Hedda Gabler

”Hedda Gabler” merupakan karya terakhir Ibsen yang diterbitkan ketika ia tinggal di luar negeri. Karya ini ditulis di Munich pada tahun 1890.

Tidak diketahui pasti kapan pertama kali Ibsen memiliki ide yang menghasilkan ”Hedda Gabler”. Pada musim panas 1889, Ibsen berada di Gossensass – yang merupakan tempat tinggal terakhirnya di desa kecil Alpine di Tyrol. Disinilah ia berkenalan dengan Emilie Bardach dari Vienna yang berusia 18 tahun. Hubungan ini berkembang dan Ibsen jatuh cinta pada Emilie diluar perbedaan usia yang sangat jauh. Setelah Emilie Bardach kembali ke Vienna dan Ibsen kembali ke Munich, mereka saling berkirim surat. Dalam salah satu suratnya tertanggal 7 Oktober 1889, Ibsen menulis:

“Suatu karya baru berada dalam benak saya. Saya akan menyelesaikannya pada musim dingin tahun ini dan akan mencoba membawa suasana gembira musim panas dalam cerita tersebut. Tapi cerita ini akan berakhir dengan kesedihan. Saya dapat merasakannya. Inilah saya.”

Tidak jelas apakah Ibsen merujuk pada ”Hedda Gabler” pada surat tersebut, atau pada cerita lain yang tidak pernah diselesaikan. Dalam surat lainnya ke Emilie Bardach, tertanggal 19 November 1889, ia menulis:

“Saat ini saya sangat sibuk menulis cerita baru. Hampir sepanjang hari saya duduk di meja saya dan hanya keluar sebentar pada malam hari. Saya bermimpi dan berpikir tentang kenangan yang saya miliki dan kemudian melanjutkan menulis.”

Namun, dalam surat ini juga tidak ada petunjuk jelas bahwa ”Hedda Gabler” sedang dalam proses penulisan.

Sejumlah besar bahan-bahan tentang ”Hedda Gabler” – catatan, sketsa rencana, rancangan – telah disimpan namun kebanyakan tanpa tanggal. Draf pertama berjudul “Hedda”. Babak pertama ditulis tanpa tanggal, tapi babak kedua mulai ditulis pada 13 Agustus 1890. Ibsen sempat mengabaikan rancangan tersebut dan pada 6 September mulai menulis kerangka baru untuk babak kedua. Rencana tulisan tersebut diberi tanggal sebagai berikut:

Tanggal mulai

Tanggal selesai

Babak 2

6 September

15 September

Babak 3

16 September

28 September

Babak 4

30 September

7 Oktober

Tanggal lain dalam naskah tersebut menunjukkan bahwa Ibsen menyelesaikan salinan bersih pada tanggal 22 Oktober. Hari berikutnya, Ibsen mulai menulis salinan bersih babak kedua, dan pada 11 November untuk babak keempat. Menurut surat yang dikirim Ibsen ke August Larsen di Gyldendal di Copenhagen, salinan bersih cerita tersebut diselesaikan pada 16 November 1890.

Dalam proses mendekati diselesaikannya penulisan cerita, Ibsen mengganti judulnya dari "Hedda" menjadi "Hedda Gabler". Dalam surat tertanggal 4 Desember 1890 ke Moritz Prozor, yang menterjemahkan cerita tersebut ke dalam Bahasa Perancis, Ibsen menjelaskan mengapa ia memilih nama "Gabler" dan bukan "Tesman":

“Dengan cara ini saya ingin menjelaskan bahwa sebagai seorang pribadi, ia lebih dihargai sebagai anak perempuan ayahnya dibandingkan sebagai istri suaminya.”

Lebih lanjut, Ibsen menuliskan dalam surat tersebut:

“Dalam cerita ini saya belum benar-benar berusaha untuk berurusan dengan apa yang dikatakan masalah. Tujuan utama saya adalah menjelaskan manusia, situasi hati manusia dan nasib manusia berdasarkan kondisi tertentu dan pandangan yang ada dalam masyarakat.”

Edisis pertama

Edisi Gyldendalske

”Hedda Gabler” diterbitkan oleh Gyldendalske Boghandels Forlag (F. Hegel & Søn) di Copenhagen dan Christiania pada 16 Desember 1890, sebanyak 10.000 eksemplar.

Reaksi terhadap buku tersebut hampir seluruhnya negatif. Para kritikus tidak menemukan apa pun kecuali karakter seorang wanita yang penuh “teka-teki” dan “tidak dapat dipahami”. Tidak ada saran tentang reformasi sosial, perhatian terhadap agama, atau simbolisme yang jelas. Para kritikus saling berlomba menilai karakter utama. Dalam surat kabar Morgenbladet, Alfred Sinding-Larsen menulis:

“Secara keseluruhan, Hedda Gabber dapat dianggap sebagai makhluk ciptaan yang sial, monster ciptaan penulis dalam bentuk wanita, tanpa adanya kesesuaian dengan dunia yang nyata.”

Edisi Heinemann

Gyldendal bukan merupakan yang pertama menerbitkan ”Hedda Gabler”. Pada 11 Desember 1890, penerbit Inggris, William Heinemann menerbitkan cerita tersebut di London – dalam bahasa asli – hanya sebanyak 12 eksemplar. Ia melakukan hal yang sama dengan karya-karya Ibsen berikutnya.

Alasannya adalah karena Heinemann mencium kemasyuran Ibsen yang mulai menanjak di England. Ibsen menuai sukses di England, hampir dua dekade setelah perkenalannya dengan kritikus literatur, Edmund Gosse. Pementasan “A Doll’s House” (Rumah Boneka) di Teater Novelty di Kingsway menandai terobosannya dalam dunia teater. Pementasan ini disutradari oleh seorang Irlandia, Charles Charrington, dan Janet Achurch memerankan Nora. Pementasan pertama digelar pada 7 Juni 1889, dan merupakan hal yang sangat penting untuk memulai reputasi Ibsen di England. Sementara itu, William Archer mengerjakan edisi Bahasa Inggris dari cerita lengkap Ibsen. Volume pertama diterbitkan pada November 1890.

Heinemann tertarik untuk memiliki hak cipta penerbitan ”Hedda Gabler” di England. Ia menawarkan uang sebesar £150 kepada Ibsen untuk memperoleh hak cipta dan penawaran tersebut diterima. Untuk mulai menggunakan hak ciptanya, Heinemann pertama kali menerbitkan cerita tersebut dalam bahasa aslinya dan kemudian pada 20 Januari 1891 dalam terjemahan Bahasa Inggris oleh Edmund Gosse.

Pementasan pertama

”Hedda Gabler” pertama kali dipentaskan di Residenztheater, Munich pada 31 Januari 1891. Ibsen hadir pada malam tersebut, dan dikatakan tidak merasa puas dengan akting Clare Heese, aktris yang memerankan Hedda. Menurutnya, akting Clare terlalu deklamatis. Para kritikus juga mempertahankan penilaian mereka. Sementara penonton sendiri memberikan reaksi beragam, baik dengan tepuk tangan dan teriakan mencemooh. Walaupun yang bertepuk tangan lebih banyak, namun sepertinya lebih karena kehadiran Ibsen dibandingkan pertunjukkan itu sendiri.

Dalam waktu singkat, cerita ini dipentaskan di beberapa teater:
- Suomalainen Teaatteri (Teater Finlandia) di Helsinki (4 Februari)
- Svenska Teatern di Helsinki (6 Februari)
- Lessing-Theater di Berlin (10 Februari)
- Svenska Teatern di Stockholm (19 Februari)
- Teater Det Kongelige (Royal) di Copenhagen (25 Februari)
- Teater Christiania di Christiania (26 Februari)
- Kelompok teater August Lindberg di Gothenburg (30 Maret)
- Teater Vaudeville di London (20 April)

HEDDA GABLER

Karya: Henrik Ibsen

1. “Hedda Gabler”

”Hedda Gabler” karya terakhir ini ditulis di Munich pada tahun 1890 merupakan Ibsen yang diterbitkan ketika ia tinggal di luar negeri. Tidak diketahui pasti kapan pertama kali Ibsen memiliki ide yang menghasilkan ”Hedda Gabler”. Pada musim panas 1889, Ibsen berada di Gossensass – yang merupakan tempat tinggal terakhirnya di desa kecil Alpine di Tyrol. Disinilah ia berkenalan dengan Emilie Bardach dari Vienna yang berusia 18 tahun. Hubungan ini berkembang dan Ibsen jatuh cinta pada Emilie diluar perbedaan usia yang sangat jauh. Setelah Emilie Bardach kembali ke Vienna dan Ibsen kembali ke Munich, mereka saling berkirim surat. Dalam salah satu suratnya tertanggal 7 Oktober 1889, Ibsen menulis:

“Suatu karya baru berada dalam benak saya. Saya akan menyelesaikannya pada musim dingin tahun ini dan akan mencoba membawa suasana gembira musim panas dalam cerita tersebut. Tapi cerita ini akan berakhir dengan kesedihan. Saya dapat merasakannya. Inilah saya.”

Tidak jelas apakah Ibsen merujuk pada ”Hedda Gabler” pada surat tersebut, atau pada cerita lain yang tidak pernah diselesaikan. Dalam surat lainnya ke Emilie Bardach, tertanggal 19 November 1889, ia menulis:

“Saat ini saya sangat sibuk menulis cerita baru. Hampir sepanjang hari saya duduk di meja saya dan hanya keluar sebentar pada malam hari. Saya bermimpi dan berpikir tentang kenangan yang saya miliki dan kemudian melanjutkan menulis.”

Namun, dalam surat ini juga tidak ada petunjuk jelas bahwa ”Hedda Gabler” sedang dalam proses penulisan.

Sejumlah besar bahan-bahan tentang ”Hedda Gabler” – catatan, sketsa rencana, rancangan – telah disimpan namun kebanyakan tanpa tanggal. Draf pertama berjudul “Hedda”. Babak pertama ditulis tanpa tanggal, tapi babak kedua mulai ditulis pada 13 Agustus 1890. Ibsen sempat mengabaikan rancangan tersebut dan pada 6 September mulai menulis kerangka baru untuk babak kedua. Rencana tulisan tersebut diberi tanggal sebagai berikut:

Babal II dimulai 6 September dan tanggal selesai 15 September, dan beliau menyelesaikan babak IV tanggal 7 oktober pada tanggal 22 Oktober menyelesaikan salinan bersih. Hari berikutnya, Ibsen mulai menulis salinan bersih babak kedua, dan pada 11 November untuk babak keempat. Menurut surat yang dikirim Ibsen ke August Larsen di Gyldendal di Copenhagen, salinan bersih cerita tersebut diselesaikan pada 16 November 1890.

Dalam proses mendekati diselesaikannya penulisan cerita, Ibsen mengganti judulnya dari "Hedda" menjadi "Hedda Gabler". Dalam surat tertanggal 4 Desember 1890 ke Moritz Prozor, yang menterjemahkan cerita tersebut ke dalam Bahasa Perancis, Ibsen menjelaskan mengapa ia memilih nama "Gabler" dan bukan "Tesman":

Pada 16 Desember ”Hedda Gabler” diterbitkan oleh Gyldendalske Boghandels Forlag (F. Hegel & Søn) di Copenhagen dan Christiania 1890, sebanyak 10.000 eksemplar.

Reaksi masyarakat setempat terhadap buku tersebut hampir seluruhnya negatif. Para kritikus sastra pada waktu itu tidak menemukan apa pun kecuali karakter seorang wanita yang penuh “teka-teki” dan “tidak dapat dipahami”. Tidak ada perhatian terhadap agama, atau simbolisme yang jelas. Para kritikus sastra saling berlomba menilai karakter utama. Dalam surat kabar Morgenbladet, Alfred Sinding-Larsen menulis:

“Secara keseluruhan, Hedda Gabber dapat dianggap sebagai makhluk ciptaan yang lain dari pada yang lain atau bisa disebut makhluk “sial”, ,kenapa Hedda Gabber disebut makhluk “sial” karena tidak adanya kesesuaian dengan dunia yang nyata.”

Pada 11 Desember 1890, penerbit Inggris, William Heinemann menerbitkan cerita tersebut di London – dalam bahasa asli – hanya sebanyak 12 eksemplar. Ia melakukan hal yang sama dengan karya-karya Ibsen berikutnya.

Alasannya adalah karena Heinemann mencium kepopularitasan Henrik Ibsen yang mulai ramao do perbimbancangkan orang-orang di England. Ibsen menuai sukses di England, kurang lebih hampir dua dekade setelah perkenalannya dengan kritikus literatur, Edmund Gosse. William Heinemann tertarik untuk memiliki hak cipta penerbitan ”Hedda Gabler” di England. Ia menawarkan uang sebesar £150 kepada Ibsen untuk memperoleh hak cipta dan penawaran tersebut diterima.

2. Pementasan Pertama

Pertama kali dipentaskan ”Hedda Gabler” pada 31 Januari 1891, Munich di Residenztheater. Penonton memberikan reaksi beragam, baik dengan tepuk tangan dan teriakan mencemooh. Walaupun yang bertepuk tangan lebih banyak, namun sepertinya lebih karena kehadiran Ibsen dibandingkan pertunjukkan itu sendiri.

Dalam waktu singkat, cerita ini dipentaskan di beberapa teater:

- Suomalainen Teaatteri (Teater Finlandia) di Helsinki (4 Februari)

- Svenska Teatern di Helsinki (6 Februari)

- Lessing-Theater di Berlin (10 Februari)

- Svenska Teatern di Stockholm (19 Februari)

- Teater Det Kongelige (Royal) di Copenhagen (25 Februari)

- Teater Christiania di Christiania (26 Februari)

- Kelompok teater August Lindberg di Gothenburg (30 Maret)

- Teater Vaudeville di London (20 April)

3. Para Tokoh:

· Jörgen Tesman

· Hedda Gabler, istri Tesman

· Juliane Tesman, bibi Tesman

· Elvsted

· Brack, Hakim

· Ejlert Lövborg

· Berte, Pembantu Tesman

4. Rkarakter dan ringakasan cerita dalam Hedda Gabler

Jörgen Tesman, pemilik Universitas Fellowship di bidang sejarah budaya
Hedda Tesman, istri
Juliane Tesman, bibi
Elvsted
Brack, hakim
Ejlert Lövborg
Berte, pembantu Tesmans

Sumber: The Oxford Ibsen, Volume VII, Oxford University Press 1966

Ringkasan cerita

Hedda Tesman adalah anak perempuan Jendral Gabler, yang meninggal tanpa meninggalkan warisan apa pun. Usianya mendekati 30 tahun, dan setelah beberapa tahun aktif dalam kehidupan sosial, Hedda akhirnya menikah dengan Jørgen Tesman, yang pernah mengenyam pendidikan sejarah seni. Jørgen dibesarkan oleh kedua orang bibinya, Julle dan Rina, dan saat ini berharap menjadi ketua di Universitas. Jørgen telah menghabiskan waktunya belajar dan bekerja tentang buku-buku, sementara Hedda, mengaku kepada temannya Judge Brack, bahwa ia merasa bosan saat bulan madu.

Walaupun rasa cinta Hedda terhadap suaminya mulai hilang, namun Hedda hamil, fakta yang berusaha disembunyikan dari lingkungan sekitarnya. Jørgen mendapat berita bahwa ia harus bersaing dengan Eilert Løvborg untuk mendapatkan posisi yang diinginkannya. Eilert Løvborg dahulu merupakan salah satu pengagum Hedda. Eilert dikenal sebagai gaya hidup bebasnya, berbakat tapi senang mabuk. Namun dalam beberapa tahun terakhir hidup sederhana, dan menulis dua tesis yang diilhami oleh dan bekerja sama dengan Thea Elvsted.

Pada awal pertunjukkan, Løvborg tiba di kota, dengan membawa salah satu naskahnya. Thea, yang jatuh cinta dengannya telah meninggalkan suaminya dan mengikuti Løvborg. Hanya dalam waktu kurang dari dua hari, Hedda menyebkan kejadian dramatis. Ia mengajak Løvborg ke “pesta khusus kaum pria” di Judge Brack, dimana Løvborg mabuk dan menghilangkan salah satu naskah buku barunya.

Naskah tersebut ditemukan Jørgen Tesman yang kemudian memberikannya kepada Hedda, tapi Hedda tidak memberitahukan hal ini kepada Løvborg. Hedda malah membakarnya dan memberikan salah satu koleksi pistol ayahnya kepada Løvborg dan menyuruh Løvborg untuk bunuh diri. Løvborg ternyata secara tidak sengaja tertembak di sebuah rumah pelacuran, dan Brack yang mengetahui asal pistol tersebut memeras Hedda agar menjadi simpanannya. Thea dan Tesman menjadi dekat ketika keduanya bekerja sama menyusun ulang naskah Løvborg berdasarkan catatan yang disimpan Thea. Ketika Hedda menyadari ia berada di bawah kekuasaan Brack dan tidak memiliki alasan untuk hidup, ia menembak dirinya dengan pistol kedua sang Jendral.

5. Kritik Interpretasi

Henrik Ibsen dibesarkan di keluarga kaya raya di sebuah rumah yang disebut Stockmanngarden. Ayahnya, Knud Ibsen, seorang pembisnis yang memiliki perusahaan pelayaran besar. Celakanya, pada Ibsen baru berusia 7 tahun, perusahaan ayahnya bangkrut dan kehidupan keluarga Ibsen berubah menjadi sangat miskin. Perubahan hidup dan lingkungan pergaulan—termasuk kemunafikan kawan-kawan keluarga yang menjauh setelah itu— menjadi inspirasi karya Ibsen.

Pengaruh Ibsen amat terasa pada sejumlah seniman lokal, termasuk Edvard Munch, pelukis kenamaan Norwegia. Bahkan, dalam banyak esai mengenai Freud dan teori psikoanalisis, Bapak Psikoanalisis itu disebut-sebut sengaja mempelajari bahasa Norwegia hanya agar dapat mempelajari cara berpikir Ibsen! Pengaruh Ibsen juga dapat dirasakan pada banyak karya George Bernard Shaw—yang sarat muatan satir dan kepahitan —dan James Joyce. Pada publikasi pertamanya yang dimuat pada 1 April 1900 di Fortnightly Review, Joyce mencuplik kalimat Ibsen: “Seorang perempuan tidak bisa menjadi dirinya sendiri di tengah masyarakat seperti saat ini. Masyarakat yang tumbuh secara eksklusif menjadi sangat maskulin, dengan hukum yang dipatri oleh pria dan sistem peradilan —yang sangat lembut—yang diatur lewat sudut pandang maskulin.”

Di lampumg halamnnya, Ibsen dikenal sebagai satu dari empat serangkai sastrawan bersama Alexander Kielland, Jonas Lie, dan Bjornstjerne Bjornson. Pertemanannya dengan Bjornson bahkan berlanjut dengan bantuan finansial di masa awal karir Ibsen. Anak mereka pun akhirnya berjodoh. Sayang, belakangan pertemanan mereka retak setelah Ibsen menyindir karakter besannya itu lewat sebuah naskah dramanya.

Sastrawan kelahiran kota pelabuhan Skien, Norwegia, 20 Maret 1828 ini semasa memproduksi tidak kurang dari 26 naskah drama. Sebagian besar adalah naskah kontemporer yang bertema kehidupan manusia. Sebelum drama kontemporer menyajikan tema sisi kelam kehidupan manusia.

Masalah yang diungkapkan Ibsen dalam dramanya masih relevan hingga saat ini,” kata Frode Helland, direktur Ibsen Center, Oslo.

Di antara puluhan karyanya itu, A Doll’s House, Peer Gynt, The Wild Duck dan Hedda Gabler termasuk yang paling terkenal.

Dalam Helda Gabler, Ibsen menggambarkan kekuasaan absolut yang mampu membeli fisik seseorang namun gagal membeli perasaan cinta. Sang tokoh, Helda Gabler menggambarkan derita batinnya karena paksaan cinta seorang hakim yang ingin memperistrinya dengan cara membela nasibnya.

“Dalam kekuasaanmu, semuanya sama! Semua tunduk pada kehendak dan keinginanmu. Tiada lagi kebebasan! Kau pikir kau bisa membeli cintaku hanya karena memiliki fisikku!”

Kisah Helda Gabler juga berakhir dengan bunuh diri. Ada tulisan yang menyebut cerita bunuh diri sebagai gambaran jiwa Ibsen yang kesepian dan didera depresi. Ia dikabarkan pernah mencoba bunuh diri berkali-kali.

6. Analisis Teks

Drama ini sebenarnya menceritakan seorang wanita dari golongan aristokrat bernama Hedda Gabbler yang juga mengalami ketakutan tersendiri jika dianggap sebagai perawan tua oleh masyarakatnya, karena ketakutannya akhirnya dia memutuskan menikah dengan dengan Tesman seorang lelaki yang cukup berumur dan bukan dari golongan aristokrat. Namun dengan pernikahan tersebut juga tidak menjadikan Hedda hidup bahagia karena mereka berdua berasal dari golongan berbeda sehingga sering memunculkan perbedaan yang akhirnya membuat Hedda tertekan dan mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.

Sekilas dari cerita Hedda Gabbler tersebut dapat ditarik sebuah gambaran bahwa adanya anggapan feodal masyarakat tersebut dapat menimbulkan tekanan-tekanan tersendiri terhadap wanita tersebut yang akhirnya dapat menimbulkan goncangan terhadap diri wanita tersebut. Seharusnya masyarakat memberikan dukungan moral terhadap wanita tersebut bukannya malahan menjudge hal tersebut sebagai aib dan menganggap wanita tersebut hina. Pada dasarnya tak ada seorangpun yang mau mengalami hal tersebut,oleh sebab itu marilah kita tinggalkan budaya feodal yang sungguh tidak manusiawi tersebut.

Dalam Helda Gabler, Ibsen menggambarkan kekuasaan absolut yang mampu membeli fisik seseorang namun gagal membeli perasaan cinta. Sang tokoh, Helda Gabler menggambarkan derita batinnya karena paksaan cinta seorang hakim yang ingin memperistrinya dengan cara membela nasibnya.

“Dalam kekuasaanmu, semuanya sama! Semua tunduk pada kehendak dan keinginanmu. Tiada lagi kebebasan! Kau pikir kau bisa membeli cintaku hanya karena memiliki fisikku!”

Kisah Helda Gabler juga berakhir dengan bunuh diri. Ada tulisan yang menyebut cerita bunuh diri sebagai gambaran jiwa Ibsen yang kesepian dan didera depresi. Ia dikabarkan pernah mencoba bunuh diri berkali-kali.

Ringkasan

Hedda Gabler

”Hedda Gabler” merupakan karya terakhir Ibsen yang diterbitkan ketika ia tinggal di luar negeri. Karya ini ditulis di Munich pada tahun 1890.

Tidak diketahui pasti kapan pertama kali Ibsen memiliki ide yang menghasilkan ”Hedda Gabler”. Pada musim panas 1889, Ibsen berada di Gossensass – yang merupakan tempat tinggal terakhirnya di desa kecil Alpine di Tyrol. Disinilah ia berkenalan dengan Emilie Bardach dari Vienna yang berusia 18 tahun. Hubungan ini berkembang dan Ibsen jatuh cinta pada Emilie diluar perbedaan usia yang sangat jauh. Setelah Emilie Bardach kembali ke Vienna dan Ibsen kembali ke Munich, mereka saling berkirim surat. Dalam salah satu suratnya tertanggal 7 Oktober 1889, Ibsen menulis:

“Suatu karya baru berada dalam benak saya. Saya akan menyelesaikannya pada musim dingin tahun ini dan akan mencoba membawa suasana gembira musim panas dalam cerita tersebut. Tapi cerita ini akan berakhir dengan kesedihan. Saya dapat merasakannya. Inilah saya.”

Tidak jelas apakah Ibsen merujuk pada ”Hedda Gabler” pada surat tersebut, atau pada cerita lain yang tidak pernah diselesaikan. Dalam surat lainnya ke Emilie Bardach, tertanggal 19 November 1889, ia menulis:

“Saat ini saya sangat sibuk menulis cerita baru. Hampir sepanjang hari saya duduk di meja saya dan hanya keluar sebentar pada malam hari. Saya bermimpi dan berpikir tentang kenangan yang saya miliki dan kemudian melanjutkan menulis.”

Namun, dalam surat ini juga tidak ada petunjuk jelas bahwa ”Hedda Gabler” sedang dalam proses penulisan.

Sejumlah besar bahan-bahan tentang ”Hedda Gabler” – catatan, sketsa rencana, rancangan – telah disimpan namun kebanyakan tanpa tanggal. Draf pertama berjudul “Hedda”. Babak pertama ditulis tanpa tanggal, tapi babak kedua mulai ditulis pada 13 Agustus 1890. Ibsen sempat mengabaikan rancangan tersebut dan pada 6 September mulai menulis kerangka baru untuk babak kedua. Rencana tulisan tersebut diberi tanggal sebagai berikut:

Tanggal mulai

Tanggal selesai

Babak 2

6 September

15 September

Babak 3

16 September

28 September

Babak 4

30 September

7 Oktober

Tanggal lain dalam naskah tersebut menunjukkan bahwa Ibsen menyelesaikan salinan bersih pada tanggal 22 Oktober. Hari berikutnya, Ibsen mulai menulis salinan bersih babak kedua, dan pada 11 November untuk babak keempat. Menurut surat yang dikirim Ibsen ke August Larsen di Gyldendal di Copenhagen, salinan bersih cerita tersebut diselesaikan pada 16 November 1890.

Dalam proses mendekati diselesaikannya penulisan cerita, Ibsen mengganti judulnya dari "Hedda" menjadi "Hedda Gabler". Dalam surat tertanggal 4 Desember 1890 ke Moritz Prozor, yang menterjemahkan cerita tersebut ke dalam Bahasa Perancis, Ibsen menjelaskan mengapa ia memilih nama "Gabler" dan bukan "Tesman":

“Dengan cara ini saya ingin menjelaskan bahwa sebagai seorang pribadi, ia lebih dihargai sebagai anak perempuan ayahnya dibandingkan sebagai istri suaminya.”

Lebih lanjut, Ibsen menuliskan dalam surat tersebut:

“Dalam cerita ini saya belum benar-benar berusaha untuk berurusan dengan apa yang dikatakan masalah. Tujuan utama saya adalah menjelaskan manusia, situasi hati manusia dan nasib manusia berdasarkan kondisi tertentu dan pandangan yang ada dalam masyarakat.”

Edisis pertama

Edisi Gyldendalske

”Hedda Gabler” diterbitkan oleh Gyldendalske Boghandels Forlag (F. Hegel & Søn) di Copenhagen dan Christiania pada 16 Desember 1890, sebanyak 10.000 eksemplar.

Reaksi terhadap buku tersebut hampir seluruhnya negatif. Para kritikus tidak menemukan apa pun kecuali karakter seorang wanita yang penuh “teka-teki” dan “tidak dapat dipahami”. Tidak ada saran tentang reformasi sosial, perhatian terhadap agama, atau simbolisme yang jelas. Para kritikus saling berlomba menilai karakter utama. Dalam surat kabar Morgenbladet, Alfred Sinding-Larsen menulis:

“Secara keseluruhan, Hedda Gabber dapat dianggap sebagai makhluk ciptaan yang sial, monster ciptaan penulis dalam bentuk wanita, tanpa adanya kesesuaian dengan dunia yang nyata.”

Edisi Heinemann

Gyldendal bukan merupakan yang pertama menerbitkan ”Hedda Gabler”. Pada 11 Desember 1890, penerbit Inggris, William Heinemann menerbitkan cerita tersebut di London – dalam bahasa asli – hanya sebanyak 12 eksemplar. Ia melakukan hal yang sama dengan karya-karya Ibsen berikutnya.

Alasannya adalah karena Heinemann mencium kemasyuran Ibsen yang mulai menanjak di England. Ibsen menuai sukses di England, hampir dua dekade setelah perkenalannya dengan kritikus literatur, Edmund Gosse. Pementasan “A Doll’s House” (Rumah Boneka) di Teater Novelty di Kingsway menandai terobosannya dalam dunia teater. Pementasan ini disutradari oleh seorang Irlandia, Charles Charrington, dan Janet Achurch memerankan Nora. Pementasan pertama digelar pada 7 Juni 1889, dan merupakan hal yang sangat penting untuk memulai reputasi Ibsen di England. Sementara itu, William Archer mengerjakan edisi Bahasa Inggris dari cerita lengkap Ibsen. Volume pertama diterbitkan pada November 1890.

Heinemann tertarik untuk memiliki hak cipta penerbitan ”Hedda Gabler” di England. Ia menawarkan uang sebesar £150 kepada Ibsen untuk memperoleh hak cipta dan penawaran tersebut diterima. Untuk mulai menggunakan hak ciptanya, Heinemann pertama kali menerbitkan cerita tersebut dalam bahasa aslinya dan kemudian pada 20 Januari 1891 dalam terjemahan Bahasa Inggris oleh Edmund Gosse.

Pementasan pertama

”Hedda Gabler” pertama kali dipentaskan di Residenztheater, Munich pada 31 Januari 1891. Ibsen hadir pada malam tersebut, dan dikatakan tidak merasa puas dengan akting Clare Heese, aktris yang memerankan Hedda. Menurutnya, akting Clare terlalu deklamatis. Para kritikus juga mempertahankan penilaian mereka. Sementara penonton sendiri memberikan reaksi beragam, baik dengan tepuk tangan dan teriakan mencemooh. Walaupun yang bertepuk tangan lebih banyak, namun sepertinya lebih karena kehadiran Ibsen dibandingkan pertunjukkan itu sendiri.

Dalam waktu singkat, cerita ini dipentaskan di beberapa teater:
- Suomalainen Teaatteri (Teater Finlandia) di Helsinki (4 Februari)
- Svenska Teatern di Helsinki (6 Februari)
- Lessing-Theater di Berlin (10 Februari)
- Svenska Teatern di Stockholm (19 Februari)
- Teater Det Kongelige (Royal) di Copenhagen (25 Februari)
- Teater Christiania di Christiania (26 Februari)
- Kelompok teater August Lindberg di Gothenburg (30 Maret)
- Teater Vaudeville di London (20 April)