HI

Hi teman-teman terimaksih da masuk blog saya

Datang

Selamat datang di blognya orang pendiam

About Me

Sunday, June 1, 2008

Atasi Darah Tinggi dengan Senam Pernapasan
Atur Napas Atur Jantung

Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit tekanan darah tinggi. Mulai disiplin mengatur pola makan sehat, mengonsumsi obat-obatan, hingga melakukan senam. Salah satunya adalah senam pernapasan yang dikembangkan Persatuan Olahraga Senam Pernapasan (Porpi) Ranting Ngagel Tama.

Setiap hari, minus Minggu dan hari libur nasional, Porpi mengadakan senam pernapasan di halaman Gedung Wanita Candra Kirana, Jl Kalibokor Selatan. "Tidak terlalu lama, tapi cukup. Biasanya, tepat pukul 05.00, senam dimulai. Pukul 06.00 sudah selesai," kata Ketua Pelatih Porpi Ranting Ngagel Tama Suwandi.

Pria yang akrab disapa Wandi itu mengatakan, senam tersebut merupakan turunan dari senam Tai Ji Quan atau Tai Chi. Namun, penerapannya lebih menitikberatkan pada pengaturan pernapasan. "Pembentukan kebugarannya ya melalui pernapasan," lanjutnya.

Senam yang mulai dikembangkan di Ranting Ngagel Tama sejak 1986 itu, menurut Wandi, mampu menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah. Sebab, pernapasan yang teratur dan sehat membuat jantung bekerja dengan baik. ''Pernapasannya bisa panjang. Itu baik untuk jantung. Kalau jantung baik, sirkulasi darah kan juga baik,'' jelasnya.

Wandi mencontohkan dirinya. Saat ini, usia bapak tiga anak itu 72 tahun. ''Tapi, lihat saja. Saya masih segar kan,'' tambahnya. Senam pernapasan, kata Wandi, harus dilakukan sesuai metode yang sudah baku. "Tidak boleh sembarangan," ujarnya mewanti-wanti.

"Apalagi, banyak orang mengira senam pernapasan itu ilmu yang bisa bikin orang ngawang (meringankan tubuh, Red)," imbuhnya. Padahal, lanjut Wandi, hal itu salah besar. Senam pernapasan berbeda dengan senam tenaga dalam. "Salah satu kegunaan senam pernapasan adalah membuat detak jantung normal sesuai usia seseorang," terangnya.

Menurut Wandi, denyut nadi seseorang sangat variatif. Hal itu bergantung pada usia seseorang. Menghitungnya cukup mudah. "220 dikurangi usia. Hasilnya kemudian dikalikan 72 persen dan 87 persen. Selisih dari pengurangan kedua bilangan tersebut adalah selisih detak jantung sehat," kata Wandi.

Wandi mencontohkan bagaimana menghitung denyut nadi sesuai dengan usia. Diawali dengan 220 dikurangi 72 sama dengan 148. Lalu, 148 dikali 72 persen sama dengan 106. Setelah itu, 148 dikali 87 persen sama dengan 128. "Berarti denyut nadi yang baik untuk orang seusia saya minimal 106. Lebih tinggi boleh, tapi maksimal sampai 128 denyut per menit saja," kata kakek empat cucu itu.

Begitu pun senam pernapasan. Setiap peserta pernapasan harus mampu mengukur denyut nadi masing-masing. Apalagi, kebanyakan peserta senam pernapasan adalah warga Evergreen. ''Maka, kadang saya ingatkan peserta untuk tidak memaksakan diri kalau beat-nya lagi tinggi,'' terang Wandi.

Sebelum melakukan senam pernapasan, ada beberapa tahap yang harus diikuti. "Jangan sampai tubuh kaget. Ini dilakukan biar kurva intensitasnya naik secara perlahan," ungkap pria yang sebelum pensiun berprofesi sebagai pengajar di sebuah universitas itu.

Tahap itu adalah peregangan otot, senam pemanasan, persendian, senam disko atau aerobik, dan gerakan lamban untuk cooling down. "Baru setelah itu, senam pernapasan bisa dilakukan," kata Wandi.

Senam pernapasan, lanjut Wandi, paling tidak dilakukan lima kali dalam satu minggu. Melakukannya harus konsisten dan teratur. "Kalau nggak rutin ikut, hasilnya tidak bisa dirasakan," tegasnya

No comments: