HI

Hi teman-teman terimaksih da masuk blog saya

Datang

Selamat datang di blognya orang pendiam

About Me

Friday, June 20, 2008

हेद्दा gabler

Karakter dan ringkasan cerita

Hedda Gabler

Karakter dalam Hedda Gabler
Jörgen Tesman, pemilik Universitas Fellowship di bidang sejarah budaya
Hedda Tesman, istri
Juliane Tesman, bibi
Elvsted
Brack, hakim
Ejlert Lövborg
Berte, pembantu Tesmans

Sumber: The Oxford Ibsen, Volume VII, Oxford University Press 1966

Ringkasan cerita
Hedda Tesman adalah anak perempuan Jendral Gabler, yang meninggal tanpa meninggalkan warisan apa pun. Usianya mendekati 30 tahun, dan setelah beberapa tahun aktif dalam kehidupan sosial, Hedda akhirnya menikah dengan Jørgen Tesman, yang pernah mengenyam pendidikan sejarah seni. Jørgen dibesarkan oleh kedua orang bibinya, Julle dan Rina, dan saat ini berharap menjadi ketua di Universitas. Jørgen telah menghabiskan waktunya belajar dan bekerja tentang buku-buku, sementara Hedda, mengaku kepada temannya Judge Brack, bahwa ia merasa bosan saat bulan madu.

Walaupun rasa cinta Hedda terhadap suaminya mulai hilang, namun Hedda hamil, fakta yang berusaha disembunyikan dari lingkungan sekitarnya. Jørgen mendapat berita bahwa ia harus bersaing dengan Eilert Løvborg untuk mendapatkan posisi yang diinginkannya. Eilert Løvborg dahulu merupakan salah satu pengagum Hedda. Eilert dikenal sebagai gaya hidup bebasnya, berbakat tapi senang mabuk. Namun dalam beberapa tahun terakhir hidup sederhana, dan menulis dua tesis yang diilhami oleh dan bekerja sama dengan Thea Elvsted.

Pada awal pertunjukkan, Løvborg tiba di kota, dengan membawa salah satu naskahnya. Thea, yang jatuh cinta dengannya telah meninggalkan suaminya dan mengikuti Løvborg. Hanya dalam waktu kurang dari dua hari, Hedda menyebkan kejadian dramatis. Ia mengajak Løvborg ke “pesta khusus kaum pria” di Judge Brack, dimana Løvborg mabuk dan menghilangkan salah satu naskah buku barunya.

Naskah tersebut ditemukan Jørgen Tesman yang kemudian memberikannya kepada Hedda, tapi Hedda tidak memberitahukan hal ini kepada Løvborg. Hedda malah membakarnya dan memberikan salah satu koleksi pistol ayahnya kepada Løvborg dan menyuruh Løvborg untuk bunuh diri. Løvborg ternyata secara tidak sengaja tertembak di sebuah rumah pelacuran, dan Brack yang mengetahui asal pistol tersebut memeras Hedda agar menjadi simpanannya. Thea dan Tesman menjadi dekat ketika keduanya bekerja sama menyusun ulang naskah Løvborg berdasarkan catatan yang disimpan Thea. Ketika Hedda menyadari ia berada di bawah kekuasaan Brack dan tidak memiliki alasan untuk hidup, ia menembak dirinya dengan pistol kedua sang Jendral.

Sumber: Merete Morken Andersen, Ibsenhåndboken, Gyldendal Norsk Forlag, 1995

No comments: